Hawanya yang dulu sejuk, kini menjadi panas.
Keharmonisan yang dulu bermekaran, kini layu.
Yang dulu berwarna hijau, kini berwarna coklat.
Bukan ingin menyalahkan. Bukan juga tak bersyukur.
Hidup ini berputar. Tak selamanya berjalan mulus. Aku mengerti.
Aku terbangun di pagi buta. Menutup pintu yang aku sendiri tidak tahu kenapa pintu itu terbuka. sebelum menutupnya, aku melihat seseorang sedang berdiri di tengah ruang tamu. Karena, rasa kantuk aku tak peduli apa yang sedang ia lakukan. Aku kembali tidur.
Kali ini aku terbangun disaat mentari pagi sudah mengeluarkan sinarnya.
Keributan, tak pernah ku dengar tiap pagi, kini terdengar. Kalimat menyalahkan keluar dari bibir ibuku. Kalimat pertanyaan keluar dari bibir ayahku. dan Kalimat sangkalan keluar dari bibir adikku.
Dia kembali membuat ulah. Aku bilang, ini untuk yang kesekian kalinya.
Bukan untuk memperbaiki. Namun, ia kembali membuka luka yang belum lama kering.
Aku menyimak setiap perkataan yang mereka katakan. Menyaringnya, kemudian menyimpulkan.
Handphone - Hilang.
Aku teringat kejadian di pagi buta.
Aku teringat kejadian di pagi buta.
Tak peduli apa yang hilang. Namun sesuatu membuat hati ini seperti teriris, Aku melihat ibuku menangis.
Walaupun aku bukan seorang ibu sepertinya, tapi aku mengerti apa yang beliau rasakan.
Seperti berperang dengan anaknya sendiri. Beliau mengalami konflik batin. Sama saja menyiksa. Sama saja membunuhnya perlahan. bukan hanya ibuku tapi juga ayahku.
Semoga Kau Lekas Sembuh ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar