Selasa, 30 April 2013

Rein-i(s)tar



Gadis berparas cantik ini tengah duduk tenang dibangku tengah mobil tepat dibelakang supir. Melihat keadaan jalan menuju Tebet yang terlihat ramai lewat jendela mobilnya. waktu menunjukan pukul 12.00 siang, waktu jam makan. Pantas saja ramai.  Sesekali ia melihat ke layar handphone­, mengetik keyboard-nya seperti sedang membalas sebuah pesan, atau entahlah.

Saat itu, Gadis bertubuh kurus itu sedang menuju kantor managementnya yang terletak di daerah Tebet, Jakarta Selatan, dikarena adanya urusan yang harus diselesaikan di kantor managementnya itu. Setelah menyelesaikan urusannya di Tebet, ia akan melanjutkan kegiatan les bahasa Inggrisnya di Wallstreet di Central Park, Jakarta Barat.

Ia tampak tidak terlalu sibuk dan tidak terlalu buru-buru. Dalam perjalanan menuju Tebet, aku mengajaknya berbincang-bincang sedikit mengenai perjalanan kariernya yang sekarang tengah naik daun.
Gadis ini tak lain adalah Eriska Rein. Seorang gadis yang telah merintis karier di dunia intertainment sejak tahun 2008 lalu.

Teringat kembali pada 19 tahun yang lalu. Lebih tepatnya pada tanggal tiga Juni tahun 1994 di Tangerang. Istri dari bapak Agus Kurniawan, ibu Rinaesih melahirkan buah cinta mereka seorang bayi perempuan yang diberi nama Eriska Reinisa.

Kedua orang tua Eriska bukanlah orang asli Tangerang, melainkan Bapak Agus sendiri adalah orang Jambi dan Ibu Rinaesih orang sunda. Namun, Bapak Agus dan keluarga sudah tinggal di Tangerang sebelum Eriska lahir. Eriska adalah anak pertama dari empat bersaudara. Ia mempunya adik bernama Kevin Kurniawan, Velita Aprilia, dan yang terakhir Raska Aditya Kurniawan.

Aku mulai membuka perbincangan dengan Ika, biasa gadis itu dipanggil, mengenai awal mula kariernya terjun ke dunia hiburan. Dengan cara bicaranya yang lembut sedikit pelan dan suaranya yang khas ia mulai bercerita.

Karier Eriska, di mulai sejak ia lolos masuk ke dalam sebuah ajang pemilihan model salah  satu majalah ternama, bernama Kawanku pada tahun 2008. Eriska mengaku bahwa yang mendaftarkan dirinya adalah bukan atas kemauannya sendiri, melainkan kemauan ibunya. Tak disangka dan tak pernah terbayangkan sebelumnya, Eriska lolos dan akan melalui tahap selanjutnya. Rasa ketidak percayaan itu makin muncul ketika ia dinobatkan sebagai juaranya saat grandfinal.

Dari menjadi pemenang itulah, sebagai hadiahnya Eriska mendapatkan peran dalam sebuah FTV garapan Rudi Sujarwo. Ia mengaku sangat menyukai peran yang di dapatkan, walaupun pada dasarnya Eriska belum mempunyai kemampuan berakting yang baik. Ia sempat merasa deg-degan karena saat itu ia dilatih berakting dengan Rudi Sujarwo langsung.

“Pengalaman pertama yang membuat aku berpikir kalau oh begini ya rasanya shooting dari pagi sampai malem. Dan itu capek banget...” ucap Eriska.

Perjuangan Eriska belum berakhir. Setelah sukses memerankan perannya dalam FTV itu, ia tidak langsung mendapatkan job berikutnya. Kali ini Eriska harus bersusah payah datang ke tempat casting untuk menguji kemampuan aktingnya itu. Dengan menggunakan bis dan angkutan umum lainnya, ia dan ibunya pergi ke setiap tempat casting. Namun, usahanya sia-sia. Ia belum juga mendapatkan tawaran dari tempat dimana ia casting.

Semangat Eriska mulai mengendur. Ia mulai merasa lelah karena harus mengikuti casting yang tempatnya terkadang jauh dari daerah rumahnya. Namun, ibu Rinaesih terus mendukung anaknya itu untuk terus maju dengan selalu mendampingi anaknya mengikuti casting.

“Mama ku berpikir, aku harus terus maju. Tidak boleh menyerah. Yah, walaupun lama membuahkan hasilnya, tp pada akhirnya aku membuahkan hasil yang aku inginkan...”

Dari mengikuti banyak casting, akhirnya Ika mendapat beberapa tawaran pekerjaan salah satunya adalah iklan ponds pada saat itu. Tak lama kemudian, Ika bertemu dengan seorang personal manager yang menawarkan kerja sama dalam managementnya dan menawarkan langsung kepada Ika sebuah kontrak pekerjaan. Ika pun menerimanya.

“Beruntung banget aku ketemu dia, karena berkat dialah aku bisa jadi seperti aku sekarang ini...” ujar Eriska sambil melesatkan senyuman diakhir kalimatnya.

Saat menandatangani kontrak kerja pertamanya, Ika masih duduk dikelas satu SMA. Sangat terasa berat tanggung jawabnya untuk seumurannya saat itu. apalagi ketika itu Ika bisa dibilang sebagai orang baru dalam dunia hiburan. Banyak hal baru yang harus ia pelajari, mulai dari memperdalam kemampuan berakting, dan mengenal karakter sutradara yang beragam. Namun itu semua, dianggap sebagai tantangan yang ada di dalam pekerjaan yang digeluti ia sekarang dan tentu harus ia lalui pelan-pelan.

Dalam menjalankan pekerjaan semua orang tentunya mempunyai suatu prinsip yang dipegang, begitu juga Ika. “Aku percaya dan yakin bahwa semua orang itu bisa, bila bersungguh-sungguh dalam mendapatkan apa yang diinginkan. Dan aku percaya bahwa aku bisa..” tegas Eriska.

Gadis yang berperan menjadi Sarah dalam film layar lebar ‘Negri 5 Menara’ ini juga mengatakan bahwa ia akan selalu ingat pesan dari kedua orang tuanya bahwa sesukses apapun, ia tidak boleh sombong. Yang paling penting ia harus tetap menjadi Eriska Reinisa yang keluarga dan teman-teman lainnya kenal sejak dulu sebelum ia sesukses sekarang.

Di awal tahun 2013 ini Eriska telah menyelesaikan peran dalam film layar lebar berjudul ‘Cinta Brontosaurus’ yang sebelumnya cerita tersebut sudah dibukukan oleh penulis muda Raditya Dika. Dan dalam film itu, Eriska juga beradu akting dengan sang penulis novel Cinta Brontaosaurus itu sendiri.

Nandya Bachtiar
11140110135
Tugas penulisan Feature : Profil
(Eriska Reinisa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar