Gadis
berparas cantik ini tengah duduk tenang dibangku tengah mobil tepat dibelakang
supir. Melihat keadaan jalan menuju Tebet yang terlihat ramai lewat jendela
mobilnya. waktu menunjukan pukul 12.00 siang, waktu jam makan. Pantas saja
ramai. Sesekali ia melihat ke layar handphone, mengetik keyboard-nya seperti sedang membalas
sebuah pesan, atau entahlah.
Saat
itu, Gadis bertubuh kurus itu sedang menuju kantor managementnya yang terletak
di daerah Tebet, Jakarta Selatan, dikarena adanya urusan yang harus
diselesaikan di kantor managementnya itu. Setelah menyelesaikan urusannya di
Tebet, ia akan melanjutkan kegiatan les bahasa Inggrisnya di Wallstreet di
Central Park, Jakarta Barat.
Ia
tampak tidak terlalu sibuk dan tidak terlalu buru-buru. Dalam perjalanan menuju
Tebet, aku mengajaknya berbincang-bincang sedikit mengenai perjalanan kariernya
yang sekarang tengah naik daun.
Gadis
ini tak lain adalah Eriska Rein. Seorang gadis yang telah merintis karier di
dunia intertainment sejak tahun 2008 lalu.
Teringat
kembali pada 19 tahun yang lalu. Lebih tepatnya pada tanggal tiga Juni tahun
1994 di Tangerang. Istri dari bapak Agus Kurniawan, ibu Rinaesih melahirkan buah
cinta mereka seorang bayi perempuan yang diberi nama Eriska Reinisa.
Kedua
orang tua Eriska bukanlah orang asli Tangerang, melainkan Bapak Agus sendiri
adalah orang Jambi dan Ibu Rinaesih orang sunda. Namun, Bapak Agus dan keluarga
sudah tinggal di Tangerang sebelum Eriska lahir. Eriska adalah anak pertama
dari empat bersaudara. Ia mempunya adik bernama Kevin Kurniawan, Velita
Aprilia, dan yang terakhir Raska Aditya Kurniawan.
Aku
mulai membuka perbincangan dengan Ika, biasa gadis itu dipanggil, mengenai awal
mula kariernya terjun ke dunia hiburan. Dengan cara bicaranya yang lembut
sedikit pelan dan suaranya yang khas ia mulai bercerita.
Karier
Eriska, di mulai sejak ia lolos masuk ke dalam sebuah ajang pemilihan model
salah satu majalah ternama, bernama
Kawanku pada tahun 2008. Eriska mengaku bahwa yang mendaftarkan dirinya adalah
bukan atas kemauannya sendiri, melainkan kemauan ibunya. Tak disangka dan tak
pernah terbayangkan sebelumnya, Eriska lolos dan akan melalui tahap selanjutnya.
Rasa ketidak percayaan itu makin muncul ketika ia dinobatkan sebagai juaranya
saat grandfinal.
Dari
menjadi pemenang itulah, sebagai hadiahnya Eriska mendapatkan peran dalam
sebuah FTV garapan Rudi Sujarwo. Ia mengaku sangat menyukai peran yang di
dapatkan, walaupun pada dasarnya Eriska belum mempunyai kemampuan berakting
yang baik. Ia sempat merasa deg-degan karena saat itu ia dilatih berakting
dengan Rudi Sujarwo langsung.
“Pengalaman
pertama yang membuat aku berpikir kalau oh begini ya rasanya shooting dari pagi
sampai malem. Dan itu capek banget...” ucap Eriska.
Perjuangan
Eriska belum berakhir. Setelah sukses memerankan perannya dalam FTV itu, ia
tidak langsung mendapatkan job berikutnya. Kali ini Eriska harus bersusah payah
datang ke tempat casting untuk menguji kemampuan aktingnya itu. Dengan
menggunakan bis dan angkutan umum lainnya, ia dan ibunya pergi ke setiap tempat
casting. Namun, usahanya sia-sia. Ia belum juga mendapatkan tawaran dari tempat
dimana ia casting.
Semangat
Eriska mulai mengendur. Ia mulai merasa lelah karena harus mengikuti casting
yang tempatnya terkadang jauh dari daerah rumahnya. Namun, ibu Rinaesih terus
mendukung anaknya itu untuk terus maju dengan selalu mendampingi anaknya
mengikuti casting.
“Mama
ku berpikir, aku harus terus maju. Tidak boleh menyerah. Yah, walaupun lama
membuahkan hasilnya, tp pada akhirnya aku membuahkan hasil yang aku inginkan...”
Dari
mengikuti banyak casting, akhirnya Ika mendapat beberapa tawaran pekerjaan
salah satunya adalah iklan ponds pada saat itu. Tak lama kemudian, Ika bertemu
dengan seorang personal manager yang menawarkan kerja sama dalam managementnya
dan menawarkan langsung kepada Ika sebuah kontrak pekerjaan. Ika pun
menerimanya.
“Beruntung
banget aku ketemu dia, karena berkat dialah aku bisa jadi seperti aku sekarang
ini...” ujar Eriska sambil melesatkan senyuman diakhir kalimatnya.
Saat
menandatangani kontrak kerja pertamanya, Ika masih duduk dikelas satu SMA. Sangat
terasa berat tanggung jawabnya untuk seumurannya saat itu. apalagi ketika itu
Ika bisa dibilang sebagai orang baru dalam dunia hiburan. Banyak hal baru yang
harus ia pelajari, mulai dari memperdalam kemampuan berakting, dan mengenal
karakter sutradara yang beragam. Namun itu semua, dianggap sebagai tantangan
yang ada di dalam pekerjaan yang digeluti ia sekarang dan tentu harus ia lalui
pelan-pelan.
Dalam
menjalankan pekerjaan semua orang tentunya mempunyai suatu prinsip yang dipegang,
begitu juga Ika. “Aku percaya dan yakin bahwa semua orang itu bisa, bila
bersungguh-sungguh dalam mendapatkan apa yang diinginkan. Dan aku percaya bahwa
aku bisa..” tegas Eriska.
Gadis
yang berperan menjadi Sarah dalam film layar lebar ‘Negri 5 Menara’ ini juga
mengatakan bahwa ia akan selalu ingat pesan dari kedua orang tuanya bahwa
sesukses apapun, ia tidak boleh sombong. Yang paling penting ia harus tetap
menjadi Eriska Reinisa yang keluarga dan teman-teman lainnya kenal sejak dulu
sebelum ia sesukses sekarang.
Di
awal tahun 2013 ini Eriska telah menyelesaikan peran dalam film layar lebar
berjudul ‘Cinta Brontosaurus’ yang sebelumnya cerita tersebut sudah dibukukan
oleh penulis muda Raditya Dika. Dan dalam film itu, Eriska juga beradu akting
dengan sang penulis novel Cinta Brontaosaurus itu sendiri.
Nandya Bachtiar
11140110135
Tugas penulisan Feature : Profil
(Eriska Reinisa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar